📜 Naskah Pidato tentang Kurban Qabil dan Habil
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan, sehingga kita bisa berkumpul dalam majelis yang penuh berkah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan pidato dengan tema “Pelajaran dari Kisah Kurban Qabil dan Habil”.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT telah mengabadikan kisah ini dalam Surah Al-Maidah ayat 27:
"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, lalu diterima dari salah seorang di antara mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata: 'Aku pasti membunuhmu!' Berkata Habil: 'Sesungguhnya Allah hanya menerima kurban dari orang-orang yang bertakwa'."
Ayat ini menunjukkan bahwa kualitas amal ibadah seseorang tergantung pada ketakwaannya, bukan sekadar besar atau kecilnya pemberian.
Habil mempersembahkan kurban terbaik berupa kambing yang sehat, sedangkan Qabil hanya mempersembahkan hasil pertanian yang buruk. Akibat iri hati, Qabil membunuh saudaranya Habil. Inilah pembunuhan pertama di muka bumi.
Rasulullah SAW juga mengingatkan dalam sebuah hadis riwayat Muslim:
"Apabila dua orang muslim berhadapan dengan pedang mereka, maka yang membunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk neraka."
Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, kami paham kalau yang membunuh masuk neraka, tapi mengapa yang terbunuh juga?" Beliau bersabda: "Karena ia pun berkeinginan membunuh saudaranya."
Hadirin sekalian,
Dari kisah Qabil dan Habil, ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil:
-
Kurban harus yang terbaik, bukan sisa atau yang tidak bernilai.
-
Amal ibadah diterima karena ketakwaan, bukan karena besarnya jumlah.
-
Iri hati dan dengki merusak iman, bahkan bisa menjerumuskan ke dosa besar.
-
Sabar menghadapi kezaliman, seperti Habil yang tetap sabar meskipun Qabil ingin membunuhnya.
Maka, ketika kita berkurban pada Hari Raya Idul Adha, hendaknya kita meneladani sikap Habil: memberikan yang terbaik, ikhlas karena Allah, dan menjauhi sifat iri dengki.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah kita jadikan ibadah kurban sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah, memperkuat kepedulian sosial, dan menjauhkan diri dari sifat Qabil yang penuh iri dengki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar