iklan semua halaman

Senin, 29 September 2025

Naskah Pidato Tema : Dzikir Berjamaah

 

Naskah Pidato: Dzikir Berjamaah



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Syukur atas kesehatan, kesempatan, dan hidayah yang diberikan-Nya, sehingga kita bisa berkumpul di majelis yang mulia ini untuk bersama-sama mengingat Allah melalui dzikir berjamaah.

Hadirin sekalian,

Dzikir berarti mengingat Allah, baik dengan hati, lisan, maupun perbuatan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41:

“Yā ayyuhallażīna āmanużkurullāha żikran kaṡīrā. Wasabbiḥụhu bukrataw wa aṣīlā.”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat-Nya sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Ayat ini menegaskan bahwa dzikir bukan hanya sekadar bacaan, melainkan sebuah kebutuhan hati. Dengan berdzikir, hati menjadi tenang, sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:

“Ala biżikrillāhi taṭma’innul-qulūb.”
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Hadirin yang berbahagia,

Dzikir bisa dilakukan secara individu maupun berjamaah. Namun, dzikir berjamaah memiliki banyak keutamaan:

  1. Menguatkan Ukhuwah (persaudaraan):
    Dengan berkumpul bersama, kita tidak hanya mengingat Allah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.

  2. Dilipatgandakan Pahalanya:
    Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

  3. Menciptakan Suasana Khusyuk:
    Dzikir berjamaah membawa nuansa spiritual yang lebih mendalam, karena suara lantunan dzikir yang bersatu mampu mengetuk hati dan melembutkan jiwa.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Di zaman yang penuh dengan ujian dan kesibukan ini, seringkali kita lalai dalam mengingat Allah. Oleh karena itu, dzikir berjamaah menjadi salah satu solusi untuk menenangkan hati, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mari kita jadikan dzikir berjamaah bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai kebutuhan ruhani. Semoga dengan dzikir, hati kita selalu terhubung dengan Allah, hidup kita dipenuhi keberkahan, dan akhir hayat kita husnul khatimah.

Hadirin yang saya hormati,

Demikianlah pidato singkat yang dapat saya sampaikan tentang pentingnya dzikir berjamaah. Semoga bermanfaat, dan mari kita terus menjaga hati dengan memperbanyak dzikir.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Naskah Pidato: Agama dan Nasionalisme

 

📜 Naskah Pidato: Agama dan Nasionalisme



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, washshalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.
Amma ba’du.

Yang saya hormati para guru, bapak/ibu hadirin, serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan hingga bisa berkumpul di tempat ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, suri teladan sepanjang masa.


Isi Pidato

Hadirin yang berbahagia,
Tema pidato saya kali ini adalah “Agama dan Nasionalisme”.

Agama dan nasionalisme bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Justru keduanya saling melengkapi. Agama memberi arah spiritual, sedangkan nasionalisme memberi rasa cinta dan tanggung jawab terhadap tanah air.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
“Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa keberagaman bangsa, suku, dan budaya adalah kehendak Allah, dan dari keberagaman itulah lahir cinta tanah air yang selaras dengan iman.

Rasulullah SAW juga bersabda:

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْإِيمَانِ
“Cinta tanah air adalah bagian dari iman.”
(HR. Baihaqi)

Maka, mencintai tanah air bukanlah sekadar sikap duniawi, melainkan manifestasi dari keimanan. Dengan nasionalisme, kita menjaga persatuan, melawan penjajahan, dan membangun negeri. Dengan agama, kita melandasi perjuangan itu dengan niat ikhlas karena Allah.


Pantun Penyemangat

Burung nuri terbang ke hutan,
Hinggap sebentar di pohon jati.
Agama dan bangsa tak bisa dipisahkan,
Bersatu padu demi negeri tercinta ini.

Bunga melati harum baunya,
Tumbuh indah di taman sari.
Agama memberi arah hidupnya,
Nasionalisme menjaga negeri.


Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita satukan agama dan nasionalisme dalam satu tekad. Dengan iman kita tegak, dengan nasionalisme kita kuat. Semoga Indonesia senantiasa diberkahi Allah SWT, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur – negeri yang baik dan mendapat ampunan dari Tuhan.

Demikian yang dapat saya sampaikan.
Apabila ada salah kata, saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Trends post

🕌 PIDATO HAUL KEMATIAN

Tema: Menghidupkan Nilai-Nilai Kebaikan dari Orang yang Telah Tiada 1. Pembukaan (± 3 menit) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....