Tema: Menghidupkan Nilai-Nilai Kebaikan dari Orang yang Telah Tiada
1. Pembukaan (± 3 menit)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberi kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan hingga kita bisa berkumpul dalam majelis penuh berkah ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan yang penuh rahmat ini, kita berkumpul dalam rangka peringatan haul, yaitu mengenang wafatnya orang yang kita cintai — para pendahulu, guru, orang tua, atau ulama yang telah mendahului kita.
Semoga Allah melimpahkan rahmat, ampunan, dan tempat yang terbaik bagi mereka. Amin ya Rabbal ‘alamin.
2. Makna dan Tujuan Haul (± 4 menit)
Hadirin rahimakumullah,
Kata haul berasal dari bahasa Arab “حَوْل” (haul) yang berarti setahun atau pergantian waktu. Dalam konteks ini, haul berarti memperingati setahun meninggalnya seseorang dengan tujuan mendoakan dan mengenang jasa-jasa kebaikannya.
Namun, haul bukan sekadar acara tahunan tanpa makna. Ia merupakan momentum muhasabah diri, untuk mengingat kematian, dan meneladani amal shalih dari almarhum atau almarhumah yang diperingati.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang memutus kenikmatan dunia, yaitu kematian.”
(HR. Tirmidzi)
Mengingat kematian membuat hati kita lembut, menjauh dari kesombongan, dan mendorong kita berbuat baik sebelum ajal datang.
3. Hikmah di Balik Peringatan Haul (± 5 menit)
Ada beberapa hikmah besar yang dapat kita ambil dari peringatan haul:
a. Mendoakan yang Telah Tiada
Dalam Islam, doa dari orang yang masih hidup sangat bermanfaat bagi mereka yang sudah meninggal dunia.
Rasulullah bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shalih.”
(HR. Muslim)
Maka, dengan haul ini kita memperbanyak doa, tahlil, dan sedekah atas nama beliau yang telah tiada — semoga menjadi cahaya di alam kubur mereka.
b. Meneladani Amal Baik
Haul bukan sekadar mengenang, tapi juga melanjutkan perjuangan kebaikan dari orang yang telah mendahului.
Jika beliau dikenal sebagai orang dermawan, mari kita lanjutkan sifat dermawannya.
Jika beliau dikenal sebagai guru yang ikhlas, mari kita warisi semangat keikhlasannya.
c. Mempererat Silaturahmi
Haul mempertemukan keluarga besar, sahabat, tetangga, dan jamaah.
Ini menjadi sarana mempererat tali ukhuwah Islamiyah, sebagaimana sabda Nabi:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Mengingat Kematian Sebagai Pengingat Kehidupan (± 4 menit)
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Kematian adalah kepastian yang tidak bisa ditunda. Allah berfirman:
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati.”
(QS. Ali Imran: 185)
Kita tidak tahu kapan ajal datang. Maka haul ini seharusnya menjadi alarm spiritual bagi kita semua — bahwa hidup ini sementara, dan amal baiklah yang akan kita bawa.
Mari kita renungkan,
apakah kita telah menyiapkan bekal yang cukup untuk menghadapi kematian?
Apakah shalat kita sudah khusyuk?
Apakah kita sudah memaafkan dan meminta maaf kepada sesama?
Rasulullah bersabda:
“Orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.”
(HR. Ibnu Majah)
5. Menyikapi Kehidupan dengan Amal Shalih (± 3 menit)
Karena hidup ini singkat, mari kita isi dengan amal kebaikan.
Tidak perlu menunggu kaya atau terkenal untuk berbuat baik.
Mulailah dari hal kecil:
menolong tetangga, menjaga lisan, menebar senyum, menyantuni yatim, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak dzikir.
Allah berfirman:
“Barang siapa yang berbuat baik seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
(QS. Az-Zalzalah: 7)
6. Penutup dan Doa (± 3 menit)
Hadirin rahimakumullah,
Marilah kita jadikan peringatan haul ini sebagai momen untuk:
-
Mendoakan yang telah tiada, semoga Allah ampuni dosa-dosa mereka.
-
Mengambil pelajaran dari kehidupan mereka, agar kita bisa meneladani kebaikannya.
-
Mempersiapkan diri untuk kematian kita sendiri, dengan memperbanyak amal saleh.
Marilah kita akhiri dengan doa:
اللهم اغفر له وارحمه، وعافه واعف عنه، وأكرم نزله، ووسع مدخله، واغسله بالماء والثلج والبرد، ونقه من الخطايا كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس، وأبدله داراً خيراً من داره، وأهلاً خيراً من أهله.
“Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkan kesalahannya, muliakan tempat kembalinya, lapangkan kuburnya, bersihkan dosanya sebagaimana kain putih dibersihkan dari noda, dan gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik di sisi-Mu.”
Amin ya Rabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.