PIDATO HARI SANTRI NASIONAL
Tema: “Mengenang Perjuangan Santri untuk NKRI”
Mukadimah
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji syukur hanya bagi Allah SWT, yang telah menganugerahkan kita nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat kemerdekaan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sang revolusioner agung yang membebaskan umat dari kegelapan menuju cahaya kebenaran.
Hadirin yang saya muliakan, izinkan saya memulai pidato ini dengan sebuah seruan semangat:
“Santri dulu berjuang dengan darah dan doa, santri kini berjuang dengan ilmu dan karya, dan santri selamanya akan berjuang menjaga NKRI hingga akhir masa.”
Penghormatan
Yang terhormat para alim ulama, para kiai, para guru bangsa, dewan juri, hadirin sekalian, serta panitia penyelenggara Lomba Pidato Hari Santri Nasional Tingkat Nasional, izinkan saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya atas kesempatan yang mulia ini.
Isi Pidato
1. Tema Pidato
Tema pidato saya pada hari ini adalah:
“Mengenang Perjuangan Santri untuk NKRI.”
Tema ini penting, sebab sejarah mencatat: santri bukan penonton, melainkan aktor utama dalam lahirnya kemerdekaan Indonesia.
2. Dasar Al-Qur’an
Allah SWT berfirman dalam QS. As-Saff ayat 4:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang kokoh.”
Ayat ini menegaskan bahwa Allah mencintai hamba-Nya yang berjuang secara terorganisir demi membela kebenaran. Inilah spirit perjuangan para santri: teratur, kokoh, dan teguh membela agama, bangsa, serta tanah air.
3. Dasar Hadis
Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa mati dalam keadaan membela hartanya, maka ia mati syahid. Barang siapa mati membela darahnya, maka ia mati syahid. Barang siapa mati membela agamanya, maka ia mati syahid. Dan barang siapa mati membela keluarganya, maka ia mati syahid.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menjadi motivasi bahwa membela tanah air adalah bagian dari jihad fi sabilillah. Inilah semangat yang menyalakan api perjuangan para santri.
4. Dasar Ijmak Ulama
Para ulama sepakat bahwa menjaga agama (hifzhud-din), menjaga jiwa (hifzhun-nafs), dan menjaga negeri termasuk bagian dari tujuan syariat Islam. Tanpa negeri yang merdeka, ibadah tidak akan tegak, dakwah tidak akan berjalan, dan pendidikan tidak akan berkembang. Maka ulama dan santri bersepakat untuk mengorbankan jiwa dan raga demi Indonesia.
5. Sejarah Perjuangan Santri
Hadirin sekalian, sejarah bangsa mencatat dengan tinta emas:
-
22 Oktober 1945, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad, menyerukan santri dan umat Islam untuk wajib membela tanah air dari penjajah. Seruan ini menjadi penyulut pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya, yang kini kita kenang sebagai Hari Pahlawan.
-
Ribuan santri turun ke medan laga dengan bambu runcing, doa, dan semangat jihad. Mereka berteriak, “Hubbul wathan minal iman – Cinta tanah air adalah bagian dari iman!”
-
Bukan hanya saat perang kemerdekaan, bahkan jauh sebelum itu, santri terlibat dalam perjuangan diplomasi, pendidikan, dan perlawanan kultural terhadap kolonialisme.
Maka jelaslah: Indonesia merdeka tidak bisa dilepaskan dari keringat, darah, dan doa para santri.
6. Relevansi Perjuangan Santri Hari Ini
Jika dulu santri berperang mengusir penjajah, maka santri hari ini berjuang melawan kebodohan, kemiskinan, korupsi, radikalisme, dan segala bentuk ancaman bagi keutuhan NKRI.
Santri harus hadir sebagai benteng moral bangsa, pilar intelektual, sekaligus duta perdamaian dunia.
7. Simpulan
Hadirin yang saya muliakan, dapat kita simpulkan bahwa:
Santri adalah penjaga agama, santri adalah pejuang bangsa, dan santri adalah penerus cita-cita kemerdekaan menuju Indonesia maju yang damai dan bermartabat.
8. Ajakan
Mari kita, seluruh warga negara Indonesia, khususnya para santri:
-
Menghidupkan kembali semangat perjuangan pendahulu kita,
-
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,
-
Mengisi kemerdekaan dengan ilmu, amal, dan akhlak mulia.
9. Doa
Ya Allah, jadikanlah santri Indonesia generasi yang cerdas, ikhlas, dan berani.
Ya Allah, lindungilah negeri kami dari perpecahan, dari fitnah, dari kebodohan, dan dari kemiskinan.
Ya Allah, jadikan Indonesia negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Amin ya Rabbal ‘alamin.
Penutup & Pantun
Akhirnya, saya tutup pidato ini dengan sebuah pantun:
Santri berjuang dengan doa dan jiwa,
Di medan perang tak pernah gentar.
Mari kita rawat NKRI tercinta,
Untuk Indonesia jaya hingga akhir zaman bersinar.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar