iklan semua halaman

Sabtu, 27 September 2025

TEKS PIDATO HARI SANTRI NASIONAL Tema: Santri Milenial, Penjaga Tradisi, Pembawa Inovasi

📜 TEKS PIDATO HARI SANTRI NASIONAL

Tema: Santri Milenial, Penjaga Tradisi, Pembawa Inovasi



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan sepanjang zaman, yang membawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Santri bukan hanya mereka yang duduk di pondok dengan sarung dan kitab kuning, tapi juga santri milenial yang mewarisi semangat perjuangan ulama terdahulu, lalu menerjemahkannya ke dalam tantangan zaman modern.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)

Santri milenial hari ini harus jadi bagian dari golongan tersebut: penyeru kebaikan, penjaga akhlak, sekaligus pembawa peradaban.


Isi Pidato

1. Sejarah Santri

Santri memiliki peran besar dalam sejarah bangsa. KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menyerukan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Dari situlah Hari Santri lahir. Jadi, darah perjuangan itu sudah diwariskan dari ulama kepada kita.

2. Santri Milenial

Santri masa kini berbeda dengan santri dulu. Kalau dulu santri belajar pakai kitab kuning, sekarang bisa pakai e-book. Kalau dulu nulis pakai papan tulis kapur, sekarang pakai laptop dan tablet.

Namun, kata pepatah ulama:

“Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhum”
(Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.)

Artinya, kalau santri ikut arus digital, jangan sampai ikut budaya negatifnya. Santri milenial tetap harus membedakan diri: aktif di medsos, tapi kontennya dakwah; update status, tapi isinya motivasi; main TikTok, tapi isinya syiar Islam.

3. Teladan Nabi & Ulama

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)

Maka, santri milenial harus memberi manfaat: di kelas, di masyarakat, di dunia digital. Jadilah agen perubahan.

KH. Ahmad Dahlan berkata: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
KH. Hasyim Asy’ari menambahkan: “Cintailah ulama, karena mereka pewaris para nabi.”

Pesan ulama ini menegaskan: santri harus menjaga tradisi, tapi juga berinovasi.


Pantun Inspiratif

Naik delman keliling kota,
Singgah sebentar ke alun-alun.
Santri milenial teruslah berkarya,
Jadi penerang di zaman digital nan serba bingung.

Beli sarung warnanya biru,
Dibawa pulang ke rumah santri.
Santri milenial jaga ilmu,
Agar agama tetap lestari.


Penutup

Hadirin yang saya hormati,
Hari Santri bukan hanya perayaan, tapi momentum untuk kita, para santri milenial, meneguhkan diri:

  • Menjadi penjaga tradisi ulama.

  • Menjadi inovator di era digital.

  • Menjadi generasi Qur’ani yang bermanfaat bagi umat.

Semoga kita semua mendapat syafaat Rasulullah SAW dan menjadi santri milenial yang membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan sepanjang zaman, yang membawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Santri bukan hanya mereka yang duduk di pondok dengan sarung dan kitab kuning, tapi juga santri milenial yang mewarisi semangat perjuangan ulama terdahulu, lalu menerjemahkannya ke dalam tantangan zaman modern.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)

Santri milenial hari ini harus jadi bagian dari golongan tersebut: penyeru kebaikan, penjaga akhlak, sekaligus pembawa peradaban.


Isi Pidato

1. Sejarah Santri

Santri memiliki peran besar dalam sejarah bangsa. KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menyerukan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Dari situlah Hari Santri lahir. Jadi, darah perjuangan itu sudah diwariskan dari ulama kepada kita.

2. Santri Milenial

Santri masa kini berbeda dengan santri dulu. Kalau dulu santri belajar pakai kitab kuning, sekarang bisa pakai e-book. Kalau dulu nulis pakai papan tulis kapur, sekarang pakai laptop dan tablet.

Namun, kata pepatah ulama:

“Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhum”
(Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.)

Artinya, kalau santri ikut arus digital, jangan sampai ikut budaya negatifnya. Santri milenial tetap harus membedakan diri: aktif di medsos, tapi kontennya dakwah; update status, tapi isinya motivasi; main TikTok, tapi isinya syiar Islam.

3. Teladan Nabi & Ulama

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)

Maka, santri milenial harus memberi manfaat: di kelas, di masyarakat, di dunia digital. Jadilah agen perubahan.

KH. Ahmad Dahlan berkata: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
KH. Hasyim Asy’ari menambahkan: “Cintailah ulama, karena mereka pewaris para nabi.”

Pesan ulama ini menegaskan: santri harus menjaga tradisi, tapi juga berinovasi.


Pantun Inspiratif

Naik delman keliling kota,
Singgah sebentar ke alun-alun.
Santri milenial teruslah berkarya,
Jadi penerang di zaman digital nan serba bingung.

Beli sarung warnanya biru,
Dibawa pulang ke rumah santri.
Santri milenial jaga ilmu,
Agar agama tetap lestari.


Penutup

Hadirin yang saya hormati,
Hari Santri bukan hanya perayaan, tapi momentum untuk kita, para santri milenial, meneguhkan diri:

  • Menjadi penjaga tradisi ulama.

  • Menjadi inovator di era digital.

  • Menjadi generasi Qur’ani yang bermanfaat bagi umat.

Semoga kita semua mendapat syafaat Rasulullah SAW dan menjadi santri milenial yang membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Download

PIDATO HARI SANTRI NASIONAL (Versi Kocak)

 

📜 PIDATO HARI SANTRI NASIONAL (Versi Kocak)




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat… bisa makan di warung Bu RT dengan utang dulu bayar belakangan. Shalawat serta salam mari kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, yang ngajinya bukan di grup WhatsApp, tapi langsung dibimbing Jibril alaihissalam.

Hadirin yang saya hormati,
para kiai, ustadz, santriwan-santriwati,
dan juga para alumni santri yang sekarang jadi “mantan santri” alias mantri.

Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Hari yang mengingatkan kita bahwa santri bukan hanya ahli tidur di masjid, bukan hanya jago makan tempe, tapi juga pejuang bangsa.

Sejarah mencatat, KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Isinya bukan giveaway pulsa, tapi fatwa jihad melawan penjajah. Santri waktu itu bukan bawa kitab kuning ke medan perang, tapi bawa semangat jihad fii sabilillah. Makanya kita harus bangga jadi santri!

Tapi... jujur aja, santri zaman dulu sama zaman sekarang agak beda.

  • Dulu, santri ngaji kitab kuning pakai lampu sentir.

  • Sekarang, santri ngaji pakai HP... tapi kitabnya ketutupan notif Mobile Legends.

  • Dulu, santri mondok nggak ada kasur, tidurnya beralas tikar.

  • Sekarang, santri kalau nggak ada WiFi, baru bilang: “Aduh, berat ya perjuangan!”

Santri juga punya banyak kebiasaan unik.
Ada yang kalau dipanggil kiai: “Heh, tolong ambil kitab!”
Jawabnya: “Siap, kiai!”
Tapi kalau dipanggil buat bersih-bersih WC, jawabnya: “Eh... ada rapat mendadak, kiai.”

Hadirin sekalian,
Menjadi santri itu bukan sekadar ngaji dan hafalan. Santri itu berarti cinta ilmu, cinta ulama, cinta negeri, dan tentu cinta gratisan kalau ada acara tasyakuran.

Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Nah, jadi kalau ada santri mondok jauh dari rumah, jangan khawatir. Jalannya memang terjal, tapi insyaAllah tiket surganya sudah di-booking!

Pantun Santri:
Ke warung beli ketupat sayur,
Dibungkus pakai daun kelapa.
Santri berjuang ikhlas dan sabar,
Dunia bahagia, akhirat masuk surga.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita jadikan Hari Santri Nasional ini sebagai momen untuk memperkuat semangat keislaman, kebangsaan, dan kocakan. Karena santri tanpa canda itu ibarat tempe tanpa sambal—tetap bisa dimakan, tapi rasanya hambar.

Akhir kata,
Dirgahayu Hari Santri Nasional.
Santri kuat, Indonesia hebat!
Santri ngaji, Indonesia berdikari!
Santri happy, dunia pun ikut happy!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Teks Pidato Tentang Keutamaan 1 Muharram

 

📜 Teks Pidato Tentang Keutamaan 1 Muharram



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di hari yang mulia ini. Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Hari ini kita memperingati datangnya 1 Muharram, tahun baru dalam kalender hijriyah. Muharram termasuk bulan yang mulia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan..." (QS. At-Taubah: 36).

Empat bulan mulia tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Artinya, bulan Muharram adalah bulan yang agung, penuh berkah, dan penuh peluang untuk memperbanyak amal kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Dari hadis ini, kita paham bahwa memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram, terutama puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), memiliki keutamaan besar, yaitu menghapus dosa setahun yang lalu.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Selain itu, sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW juga menjadi dasar penetapan tahun hijriyah. Hijrah dari Mekah ke Madinah bukan sekadar perpindahan tempat, melainkan simbol perjuangan, pengorbanan, serta ketaatan kepada Allah SWT. Dari sinilah umat Islam belajar arti kesabaran, keteguhan iman, dan persaudaraan.

Maka, 1 Muharram bukan hanya sekadar pergantian tahun, tetapi momentum untuk hijrah pribadi: dari malas menjadi rajin, dari maksiat menuju taat, dari buruk menuju lebih baik.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita sambut tahun baru hijriyah ini dengan memperbanyak doa, ibadah, dan amal shalih. Semoga Allah memberi kita keberkahan umur, kesehatan, serta istiqamah dalam menjalankan agama-Nya.

Sebagai penutup, izinkan saya membacakan pantun:

🌙 Pantun 1
Pergi ke pasar membeli belati,
Belati disimpan di dalam laci.
Tahun baru hijriyah telah menghampiri,
Mari kita hijrah menuju kebaikan sejati.

🌙 Pantun 2
Pagi hari makan ketupat,
Tak lupa sambal dan juga ikan.
Bulan Muharram bulan yang hebat,
Mari tingkatkan iman dan ketaqwaan.

🌙 Pantun 3
Burung merpati terbang beriring,
Hinggap di dahan pohon cempaka.
Tahun baru Islam mari kita sambut dengan gembira,
Agar hidup penuh berkah dan bahagia.

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan membawa kebaikan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Teks Pidato Kocak Tema: Perbedaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan Kelahiran Umatnya

 

Teks Pidato Kocak

Tema: Perbedaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan Kelahiran Umatnya




Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, manusia paling tampan, paling mulia, yang kalau masuk grup WA pasti jadi admin, bukan cuma jadi anggota.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini saya mau cerita tentang perbedaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan kelahiran kita umatnya.

Kalau Nabi Muhammad lahir, dunia terang benderang. Kalau kita lahir… tetangga terang-terangan nagih utang.


Isi Pidato

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi kita lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, Tahun Gajah. Saat beliau lahir, menurut riwayat:

  • Istana Kisra Persia retak 14 menara.

  • Api sembahan Majusi yang menyala ribuan tahun padam.

  • Dan dunia jadi penuh cahaya.

Rasulullah sendiri bersabda tentang hari lahirnya:

“Hari Senin adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus (menjadi Nabi), dan pada hari itu pula diturunkan Al-Qur’an kepadaku.”
(HR. Muslim)

MasyaAllah, luar biasa. Bayi baru lahir saja sudah bikin dunia geger.

2. Kelahiran Umat Nabi (Kita-kita ini)
Kalau kita lahir? Nah, ini dia yang agak berbeda.

  • Begitu lahir, bukan istana yang retak, tapi dompet ayah langsung koyak!

  • Nabi lahir membawa cahaya, kita lahir membawa… tagihan rumah sakit.

  • Nabi lahir, para malaikat sambut gembira. Kita lahir, dokter sambut dengan berkata: “Pak, bu… ini bayinya. Silakan langsung dicicil biaya persalinannya.”

Jadi, perbedaan jelas sekali. Nabi lahir jadi rahmat bagi semesta, kita lahir jadi PR bagi orang tua.

3. Hikmah
Tapi jangan salah, meski kita lahir tidak seheboh Nabi, kita tetap bisa ikut cahaya beliau. Caranya? Dengan mengikuti sunnahnya, mencintainya, dan meneladani akhlaknya.

Allah berfirman:

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”
(QS. Al-Ahzab: 21)


Pantun Selingan

Jalan-jalan ke Kota Mekah,
Jangan lupa beli kurma.
Nabi lahir membawa berkah,
Umatnya lahir bawa drama.

Naik kuda warnanya coklat,
Jatuh sedikit menimpa jerami.
Nabi lahir dunia selamat,
Kita lahir bikin heboh tetangga sebelah kiri.


Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Perbedaan kelahiran Nabi dengan kita bukan untuk membuat minder, tapi supaya kita sadar:
Kalau tidak bisa sehebat beliau saat lahir, semoga bisa mulia dengan mengikuti jejak beliau saat hidup.

Akhir kata, mari kita terus bershalawat, karena kata Nabi:

“Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
(HR. Muslim)


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Trends post

🕌 PIDATO HAUL KEMATIAN

Tema: Menghidupkan Nilai-Nilai Kebaikan dari Orang yang Telah Tiada 1. Pembukaan (± 3 menit) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....