iklan semua halaman

Selasa, 30 September 2025

Naskah Pidato Tema : Akhlak

 

Pidato Tentang Akhlak



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Alhamdulillah, segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan nikmat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan utama dalam akhlak mulia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Tema yang akan saya sampaikan pada kesempatan kali ini adalah akhlak.

Akhlak merupakan perhiasan bagi seorang muslim. Tanpa akhlak, ilmu dan ibadah tidak akan sempurna. Bahkan Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia salah satu tujuannya adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana sabda beliau dalam sebuah hadis:

“Innama bu’itstu liutammima makarimal akhlaq”
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).

Hadirin sekalian,

Akhlak mulia adalah cerminan dari hati yang bersih dan iman yang kuat. Dengan akhlak, seorang anak akan berbakti kepada orang tua, seorang pelajar akan hormat kepada gurunya, seorang pemimpin akan adil kepada rakyatnya, dan seorang muslim akan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Al-Qur’an pun mengingatkan kita dalam Surah Al-Qalam ayat 4:

“Wa innaka la’ala khuluqin ‘azhim”
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar memiliki budi pekerti yang agung.”

Dari ayat ini kita memahami bahwa Rasulullah SAW adalah teladan akhlak terbaik. Maka, sudah seharusnya kita meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari.

Hadirin yang saya cintai,

Marilah kita mulai dari hal-hal kecil: berkata jujur, menghormati sesama, menepati janji, menjaga kebersihan, serta menolong orang lain. Itulah wujud nyata dari akhlak mulia yang harus kita tanamkan sejak dini.

Sebagai penutup, izinkan saya menyampaikan pantun:

Kalau ada sumur di ladang,
Bolehlah kita menumpang mandi,
Kalau akhlak selalu dijunjung tinggi,
Hidup bahagia dunia akhirat nanti.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Pidato Tentang Cinta Tanah Air

 

Pidato Tentang Cinta Tanah Air



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan kali ini izinkan saya menyampaikan sebuah pidato singkat dengan tema cinta tanah air.

Cinta tanah air merupakan salah satu wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT atas karunia berupa negeri yang indah, kaya sumber daya, dan penuh keberagaman seperti Indonesia. Tanpa cinta tanah air, sulit bagi kita menjaga persatuan, kedaulatan, serta warisan budaya bangsa.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hujurat ayat 13:

"Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa."

Ayat ini mengajarkan kepada kita bahwa keberagaman bangsa adalah bagian dari ketetapan Allah, dan kita wajib menjaga serta menghormatinya.

Rasulullah SAW pun bersabda:
"Hubbul wathan minal iman"
Artinya: “Cinta tanah air adalah bagian dari iman.”

Dari dalil tersebut jelaslah bahwa mencintai negeri bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga bagian dari ibadah.

Hadirin sekalian,

Wujud cinta tanah air dapat kita tunjukkan dengan banyak cara: menjaga persatuan dan kesatuan, menaati hukum, melestarikan lingkungan, menghormati para pahlawan, dan berkontribusi sesuai kemampuan kita. Bagi pelajar, belajar dengan sungguh-sungguh adalah bentuk cinta tanah air. Bagi orang tua, mendidik anak-anak dengan akhlak mulia adalah wujud cinta tanah air.

Marilah kita sama-sama menjaga Indonesia, negeri yang kita cintai, agar tetap damai, aman, dan makmur.

Sebagai penutup, izinkan saya menyampaikan pantun:

Tanam padi di sawah permai,
Tumbuh subur menghijau rapi,
Mari pupuk cinta tanah air tercinta,
Agar jaya negeri lestari abadi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Senin, 29 September 2025

Naskah Pidato Tema : Dzikir Berjamaah

 

Naskah Pidato: Dzikir Berjamaah



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita senantiasa meningkatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Syukur atas kesehatan, kesempatan, dan hidayah yang diberikan-Nya, sehingga kita bisa berkumpul di majelis yang mulia ini untuk bersama-sama mengingat Allah melalui dzikir berjamaah.

Hadirin sekalian,

Dzikir berarti mengingat Allah, baik dengan hati, lisan, maupun perbuatan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 41:

“Yā ayyuhallażīna āmanużkurullāha żikran kaṡīrā. Wasabbiḥụhu bukrataw wa aṣīlā.”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan mengingat-Nya sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Ayat ini menegaskan bahwa dzikir bukan hanya sekadar bacaan, melainkan sebuah kebutuhan hati. Dengan berdzikir, hati menjadi tenang, sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 28:

“Ala biżikrillāhi taṭma’innul-qulūb.”
Artinya: “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”

Hadirin yang berbahagia,

Dzikir bisa dilakukan secara individu maupun berjamaah. Namun, dzikir berjamaah memiliki banyak keutamaan:

  1. Menguatkan Ukhuwah (persaudaraan):
    Dengan berkumpul bersama, kita tidak hanya mengingat Allah, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antar sesama muslim.

  2. Dilipatgandakan Pahalanya:
    Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah, melainkan para malaikat mengelilingi mereka, rahmat Allah meliputi mereka, ketenangan turun kepada mereka, dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

  3. Menciptakan Suasana Khusyuk:
    Dzikir berjamaah membawa nuansa spiritual yang lebih mendalam, karena suara lantunan dzikir yang bersatu mampu mengetuk hati dan melembutkan jiwa.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Di zaman yang penuh dengan ujian dan kesibukan ini, seringkali kita lalai dalam mengingat Allah. Oleh karena itu, dzikir berjamaah menjadi salah satu solusi untuk menenangkan hati, memperkuat iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mari kita jadikan dzikir berjamaah bukan hanya sebagai rutinitas, tetapi sebagai kebutuhan ruhani. Semoga dengan dzikir, hati kita selalu terhubung dengan Allah, hidup kita dipenuhi keberkahan, dan akhir hayat kita husnul khatimah.

Hadirin yang saya hormati,

Demikianlah pidato singkat yang dapat saya sampaikan tentang pentingnya dzikir berjamaah. Semoga bermanfaat, dan mari kita terus menjaga hati dengan memperbanyak dzikir.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Naskah Pidato: Agama dan Nasionalisme

 

📜 Naskah Pidato: Agama dan Nasionalisme



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, washshalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin, wa ‘ala alihi wa ashabihi ajma’in.
Amma ba’du.

Yang saya hormati para guru, bapak/ibu hadirin, serta teman-teman sekalian yang saya banggakan.
Marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan hingga bisa berkumpul di tempat ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, suri teladan sepanjang masa.


Isi Pidato

Hadirin yang berbahagia,
Tema pidato saya kali ini adalah “Agama dan Nasionalisme”.

Agama dan nasionalisme bukanlah sesuatu yang harus dipertentangkan. Justru keduanya saling melengkapi. Agama memberi arah spiritual, sedangkan nasionalisme memberi rasa cinta dan tanggung jawab terhadap tanah air.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ
“Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
(QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menegaskan bahwa keberagaman bangsa, suku, dan budaya adalah kehendak Allah, dan dari keberagaman itulah lahir cinta tanah air yang selaras dengan iman.

Rasulullah SAW juga bersabda:

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْإِيمَانِ
“Cinta tanah air adalah bagian dari iman.”
(HR. Baihaqi)

Maka, mencintai tanah air bukanlah sekadar sikap duniawi, melainkan manifestasi dari keimanan. Dengan nasionalisme, kita menjaga persatuan, melawan penjajahan, dan membangun negeri. Dengan agama, kita melandasi perjuangan itu dengan niat ikhlas karena Allah.


Pantun Penyemangat

Burung nuri terbang ke hutan,
Hinggap sebentar di pohon jati.
Agama dan bangsa tak bisa dipisahkan,
Bersatu padu demi negeri tercinta ini.

Bunga melati harum baunya,
Tumbuh indah di taman sari.
Agama memberi arah hidupnya,
Nasionalisme menjaga negeri.


Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita satukan agama dan nasionalisme dalam satu tekad. Dengan iman kita tegak, dengan nasionalisme kita kuat. Semoga Indonesia senantiasa diberkahi Allah SWT, menjadi negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur – negeri yang baik dan mendapat ampunan dari Tuhan.

Demikian yang dapat saya sampaikan.
Apabila ada salah kata, saya mohon maaf.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Minggu, 28 September 2025

NASKAH PIDATO,TEMA : AMANAT SUNAN GUNUNG JATI

 

Naskah Pidato: Amanat Sunan Gunung Jati



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang saya muliakan,

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan sebuah pesan berharga dari salah seorang Wali Songo yang sangat berpengaruh dalam penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya Cirebon, yaitu Sunan Gunung Jati.

Sunan Gunung Jati bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pemimpin bijaksana yang menyatukan nilai agama dengan budaya lokal. Beliau dikenal dengan amanat dan wasiatnya yang hingga kini masih menjadi pedoman kehidupan. Di antara amanatnya yang terkenal adalah:

  1. “Ingsun titip tajug lan fakir miskin.”
    Artinya: Aku titipkan masjid dan orang fakir miskin.
    Pesan ini menegaskan betapa pentingnya menjaga masjid sebagai pusat ibadah, sekaligus memperhatikan kaum fakir miskin sebagai wujud nyata kepedulian sosial.

  2. “Wong lanang aja ngungkuli wong wadon, wong wadon aja ngungkuli wong lanang.”
    Artinya: Laki-laki jangan merendahkan perempuan, perempuan jangan merendahkan laki-laki.
    Amanat ini mengajarkan kesetaraan, saling menghormati, dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.

  3. “Jangan meninggalkan adat yang baik, selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.”
    Pesan ini mengajarkan bahwa Islam hadir bukan untuk menghapus budaya, melainkan menyempurnakan nilai-nilai budaya agar selaras dengan ajaran Islam.

Hadirin sekalian,

Amanat Sunan Gunung Jati ini relevan sepanjang zaman. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita dituntut untuk:

  • Memakmurkan masjid, tidak hanya sebagai tempat shalat, tetapi juga sebagai pusat pendidikan dan kebersamaan.

  • Menumbuhkan kepedulian sosial, membantu yang membutuhkan, serta menjaga persaudaraan.

  • Menghormati perbedaan, baik antara laki-laki dan perempuan, maupun antara budaya yang beragam di Indonesia.

Apabila amanat ini kita jalankan, insyaAllah kehidupan kita akan dipenuhi dengan keberkahan, persaudaraan, dan kesejahteraan.

Hadirin yang berbahagia,
Mari kita jadikan amanat Sunan Gunung Jati sebagai pengingat, agar kita tetap teguh dalam iman, kokoh dalam persaudaraan, dan bijak dalam menjaga budaya.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Naskah Pidato Lengkap,Tema: Sejarah Hijrah Rasulullah SAW

 

Naskah Pidato Lengkap

Tema: Sejarah Hijrah Rasulullah SAW




Pembukaan

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillāh, segala puji hanya milik Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Ṣallallāhu ‘Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat, serta umat beliau hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Marilah senantiasa kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa, karena hanya dengan takwa kita akan selamat dunia dan akhirat.


Isi

1. Latar Belakang Hijrah
Kaum Muslimin pada masa dakwah di Makkah menghadapi berbagai siksaan, hinaan, dan tekanan dari kaum Quraisy. Maka Allah memerintahkan Rasulullah dan para sahabat untuk berhijrah ke Madinah.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. Al-Baqarah: 218)

2. Peristiwa Hijrah
Rasulullah bersama Abu Bakar radhiyallāhu ‘anhu menempuh perjalanan penuh tantangan. Beliau bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Madinah.

Dari hadits shahih disebutkan:

Rasulullah ﷺ bersabda kepada Abu Bakar ketika mereka bersembunyi di gua:
"Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita."
(HR. Bukhari Muslim)

3. Makna Hijrah
Hijrah bukan sekadar perpindahan tempat, tetapi juga bermakna meninggalkan keburukan menuju kebaikan. Rasulullah bersabda:

"Seorang Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan segala yang dilarang Allah."
(HR. Bukhari Muslim)

Hadirin yang berbahagia,
Dari hijrah Rasulullah kita belajar arti pengorbanan, perjuangan, dan persaudaraan. Kaum Muhajirin dan Anshar menjadi contoh indah persatuan umat Islam.


Penutup

Mari kita teladani semangat hijrah Rasulullah dengan selalu memperbaiki diri, meninggalkan maksiat, serta membangun ukhuwah Islamiyah.

Kata-kata bijak:
"Hijrah bukan hanya berpindah tempat, tetapi berpindah hati dari kelalaian menuju ketaatan, dari gelapnya dosa menuju cahaya iman."

Pantun Penutup:
Jalan-jalan ke kota Madinah,
Singgah sebentar di Masjid Nabawi.
Hijrah Rasul penuh ibrah,
Mari kita teladani setiap hari.


Doa

Demikianlah pidato singkat yang dapat saya sampaikan. Jika ada salah dan khilaf, mohon dimaafkan.
Wassalāmu ‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Download

NASKAH PIDATO BAHASA SUNDA TEMA:TOLONG MENOLONG (DAEK TUTULUNG)

 Pidato Basa Sunda: Tolong-Menolong



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, hamdan yuwafi ni‘amahu wa yukafi mazidah. Ashhadu an laa ilaaha illallah wahdahu laa syariikalah, wa ashhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.

Para wargi sadayana nu dipihormat, ku urang sadaya tos terang yén manusa téh mahluk sosial. Hirup urang moal tiasa nyalira, pasti merlukeun batur. Ku kituna, dina Islam geus aya parentah supaya urang tolong-menolong dina kahadéan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala ngedalkeun dina Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2:

“Wa ta‘aawanuu ‘alal-birri wat-taqwaa wa laa ta‘aawanuu ‘alal-itsiimi wal-‘udwaan…”
(Jeung silih tulungan ku aranjeun dina kahadéan jeung taqwa, ulah silih tulungan dina dosa jeung permusuhan).

Sedengkeun dina Hadis Nabi Muhammad SAW disebatkeun:

“Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah.”
(Sing saha anu henteu nyaah ka sasama manusa, Allah ogé moal nyaah ka anjeunna).

Para hadirin, ijmak para ulama ogé satuju yén tolong-menolong mangrupa amal shalih nu dipikahayang ku Allah. Qiyasna, upama urang mantuan batur anu keur kasusah, hartina sami sareng urang ngaleungitkeun kasusah urang sorangan dina mangsa nu bakal datang.

Upamana, dina sajarah Islam, nalika kaum Muhajirin hijrah ka Madinah, kaum Anshar ngabagéakeun kalayan tulus. Aranjeunna henteu ngan ukur maparin imah, tapi ogé ngabagi harta jeung usaha. Ieu bukti nyata kumaha tolong-menolong ngajadikeun umat Islam kuat jeung bersatu.

Ku kituna, hayu urang sadaya ngamalkeun tolong-menolong dina kahirupan sapopoe. Bantu tatangga nu keur susah, ulah mopohokeun dulur anu butuh pitulung, sarta tetep ikhlas dina unggal amal.

Pungkasana, abdi badé ngadongéngkeun pantun:

Indit ka leuweung néangan kai,
Kapanggih jati babarengan.
Mun urang daék silih asih,
Hirup barokah bagja salamina.

Hatur nuhun kana sagala perhatianana.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Materi Pidato Basa Sunda "tema: NAMPAKNA KARUKSAKAN DI DARATAN JEUNG DI LAUTAN AKIBAT ULAH MANUSA

 

Materi Pidato Basa Sunda



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur urang panjatkeun ka Allah Subhanahu wa Ta’ala anu parantos maparin nikmat iman, nikmat Islam, sareng nikmat kaséhatan ka urang sadaya. Shalawat miwah salam mugi tetep ngalimpah ka junjungan urang Nabi Muhammad SAW, ka kulawargana, ka para sahabatna, sareng ka urang sadayana anu nganut ajaranana dugi ka akhir jaman.

Hadirin anu dipikahormat,
Dina kasempetan ieu, abdi bade nyampeurkeun hiji pidato ngeunaan karuksakan di daratan jeung di lautan anu disababkeun ku ulah manusa.

Eusi Pidato

Allah parantos mere tanbih dina Al-Qur’an, dina Surat Ar-Rum ayat 41:

“Zhaharal fasaadu fil barri wal bahri bimaa kasabat aydi nnaasi liyudziiqahum ba’dhal ladzii ‘amiluu la’allahum yarji’uun.”

Hartina: “Telah nampak karusakan di daratan jeung di lautan kusabab perbuatan leungeun manusa, supaya Allah ngarasakeun ka aranjeunna sabagian tina akibat perbuatanana, muga-muga maranéhna balik (ka jalan anu leres).”

Hadits ogé ngajelaskeun, Rasulullah SAW ngadawuh:
"Inna ad-dunya hulwatun khadira, wa inna Allaha mustakhlifukum fiiha fayan dhuru kaifa ta’maluun."
(HR. Muslim)
Hartina: “Saeutik pisan dunya téh endah tur héjo, sarta Allah ngajadikeun anjeun sakabehna minangka khalifah (pangurus) di dinya, lajeng Allah bakal ningali kumaha amal anjeun.”

Hadirin anu dipikahormat,
Dina sajarah, seueur pisan bukti yén manusa geus ngabalukarkeun karuksakan. Ti jaman baheula nalika hutan ditebang tanpa aturan, taneuh jadi garing, erosi, banjir, nepi ka longsor. Di lautan, polusi minyak jeung runtah plastik nyababkeun seueur lauk mati sarta ekosistem rusak.

Karuksakan ieu henteu lain balukarna ulah urang sorangan anu kurang mikiran akibat. Padahal, Allah parantos nitipkeun bumi ka urang pikeun dijaga, lain kanggo dirusak.

Ku kituna, tugas urang ayeuna nyaéta ngalakukeun pelestarian lingkungan: henteu miceun runtah ka walungan, henteu ngaruksak leuweung, ngagunakeun sumber daya kalayan bijaksana, sarta ngajarkeun anak incu supaya nyaah ka alam.

Panutup

Hadirin anu dipikahormat,
Mugia ku ieu pidato urang sadayana sadar yén lingkungan téh titipan Allah anu kedah dijaga. Upama urang ngaruksak, bakal balik deui balukarna ka diri urang sorangan.

Hayu urang rengsekeun pidato ieu ku pantun:

Indit ka leuweung néangan kai, Kai diolah jadi rakit. Alam dijaga ku urang sadaya, Mugia hirup jadi berkah tur manfaat.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Download

NASKAH PIDATO TEMA : MENELADANI AHLAK NABI DI ERA GLOBALISASI

📜 Naskah Pidato



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد.

Pembukaan dengan Pantun

Berlayar perahu di laut biru,
Angin sepoi menyejukkan hati.
Akhlak Rasul mari kita tiru,
Agar selamat dunia dan akhirat nanti.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Tema pidato saya kali ini adalah: “Meneladani Akhlak Nabi di Era Globalisasi.”


1. Landasan Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu …” (QS. Al-Ahzab: 21).

Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam akhlak, yang relevan sepanjang zaman termasuk di era globalisasi saat ini.


2. Landasan Hadits

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad).

Hadits ini menegaskan bahwa inti dakwah Nabi adalah akhlak, bukan sekadar ritual, sehingga menjadi pedoman kita menghadapi tantangan global.


3. Ijma’ (Kesepakatan Ulama)

Para ulama sepakat (ijma’) bahwa meneladani akhlak Rasulullah SAW adalah kewajiban moral bagi setiap Muslim. Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menegaskan, akhlak Rasul mencakup sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fathanah yang menjadi rujukan sepanjang masa.


4. Qiyas (Analogi)

Jika di masa Nabi, umat diuji dengan godaan jahiliyah, maka di era globalisasi kita diuji dengan arus teknologi, budaya asing, dan pergaulan bebas. Maka qiyas-nya, sebagaimana sahabat dahulu selamat dengan meneladani akhlak Nabi, kita pun di zaman modern akan selamat dengan cara yang sama.


5. Sejarah Teladan Nabi

  • Kejujuran (Shiddiq): Rasul dikenal sebagai Al-Amin sejak muda, sehingga dipercaya masyarakat.

  • Amanah: Dalam perjanjian Hudaibiyah, Rasul menjaga kesepakatan meski terasa berat bagi umat Islam.

  • Kesabaran: Saat dihina di Thaif, beliau tidak membalas dengan kekerasan.

Akhlak-akhlak ini menjadi solusi menghadapi tantangan globalisasi yang penuh hoaks, krisis moral, dan persaingan bebas.


6. Relevansi di Era Globalisasi

  • Shiddiq (jujur): Menghadapi banjir informasi dan hoaks, kita wajib meniru kejujuran Nabi.

  • Amanah: Di era kerja digital, menjaga tanggung jawab adalah kunci kepercayaan.

  • Tabligh: Kita dituntut menyebarkan kebaikan lewat media sosial.

  • Fathanah: Kecerdasan Nabi memberi teladan agar umat Islam mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi tanpa kehilangan iman.


Penutup dengan Pantun

Bunga mawar harum mewangi,
Tumbuh indah di taman sari.
Akhlak Nabi mari kita hayati,
Agar hidup berkah dunia akhirat nanti.

Download

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIDATO TENTANG HORMAT KEPADA GURU

  

PIDATO TENTANG HORMAT KEPADA GURU



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang saya hormati Bapak/Ibu guru, yang saya banggakan teman-teman sekalian, serta hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.


Pentingnya Menghormati Guru

Hadirin yang saya hormati,
Guru adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup kita. Beliaulah yang mengajarkan ilmu, membimbing akhlak, dan membentuk masa depan kita. Tanpa guru, kita tidak akan tahu membaca, menulis, berhitung, apalagi memahami agama dengan baik.

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)

Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu memiliki kedudukan mulia, dan guru adalah sumber ilmu bagi kita.


Hadist tentang Menghormati Guru

Rasulullah SAW bersabda:

“Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua, tidak menyayangi yang lebih muda, dan tidak mengetahui hak orang alim.”
(HR. Ahmad)

Hadist ini menjelaskan bahwa menghormati ulama dan guru adalah tanda keimanan kita.


Pepatah Ulama

Imam Syafi’i pernah berkata:
"Barangsiapa tidak menghormati gurunya, maka ia tidak akan mendapatkan keberkahan ilmu."

Pepatah ini mengingatkan kita bahwa ilmu tidak hanya sekadar dihafal, tetapi juga harus disertai adab dan rasa hormat kepada guru. Tanpa adab, ilmu tidak akan bermanfaat.


Sejarah tentang Hormat kepada Guru

Dalam sejarah Islam, kita mengenal kisah Imam Malik dengan gurunya. Imam Malik sangat menghormati gurunya, Imam Ja’far Ash-Shadiq. Beliau tidak pernah bertanya atau berbicara kecuali dengan penuh adab dan rendah hati. Karena itulah, ilmu beliau penuh keberkahan hingga menjadi rujukan umat sampai hari ini.


Bentuk Hormat kepada Guru

Hadirin yang berbahagia,
Adapun bentuk penghormatan kita kepada guru bisa dilakukan dengan:

  1. Mendengarkan pelajaran dengan penuh perhatian.

  2. Tidak membantah atau berkata kasar kepada guru.

  3. Mendoakan guru agar selalu diberi kesehatan dan keberkahan ilmu.

  4. Mengamalkan ilmu yang diajarkan.


Pantun Unik dan Menarik

Pergi ke hutan mencari rotan,
Rotan diikat jadi keranjang.
Hormati guru sepanjang zaman,
Ilmu berkah hidup pun tenang.

Pergi ke pasar membeli ikan,
Ikan dibeli si ikan patin.
Janganlah sombong merasa pintar,
Tanpa guru kita tak tahu apa-apa, teman.

Naik perahu ke tengah lautan,
Angin bertiup terasa sejuk.
Doa guru jadi keberkahan,
Ilmu berguna dunia akhirat kelak.


Penutup

Hadirin yang saya cintai,
Marilah kita selalu mengingat jasa guru. Jika orang tua melahirkan kita ke dunia, maka guru melahirkan kita ke dalam ilmu. Jangan pernah lelah menghormati dan mendoakan mereka.

Semoga Allah selalu menjaga para guru kita, memberi mereka umur panjang, kesehatan, serta pahala yang berlipat ganda atas ilmu yang telah mereka ajarkan.

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

PIDATO TENTANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA

  

PIDATO TENTANG BERBAKTI KEPADA ORANG TUA



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Yang saya hormati Bapak/Ibu guru, yang saya banggakan teman-teman sekalian, serta hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat ini dalam keadaan sehat walafiat. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato dengan tema Berbakti kepada Orang Tua.


Pentingnya Berbakti kepada Orang Tua

Orang tua adalah dua sosok yang paling berjasa dalam hidup kita. Dari mulai kita masih berupa janin, ibu menanggung rasa sakit luar biasa, mempertaruhkan nyawa demi kelahiran kita. Ayah rela bekerja keras siang dan malam, mengorbankan tenaga dan waktunya demi memenuhi kebutuhan keluarga.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam Al-Qur’an:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”
(QS. Luqman: 14)

Ayat ini jelas menunjukkan bahwa setelah kewajiban kita kepada Allah, kewajiban terbesar berikutnya adalah berbakti kepada orang tua.


Contoh Pengorbanan Orang Tua

Hadirin sekalian,
Coba kita renungkan sejenak. Ketika kita sakit, siapa yang paling gelisah? Tentu ibu dan ayah kita. Ketika kita lapar, siapa yang berusaha memastikan kita kenyang meski dirinya belum tentu makan? Tentu orang tua kita.

Ada pepatah Arab yang berbunyi:
“Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua.”

Ini mengingatkan kita bahwa kunci keberhasilan hidup, baik dunia maupun akhirat, ada pada doa dan keridhaan orang tua.


Bentuk Berbakti kepada Orang Tua

Bagaimana cara kita berbakti kepada orang tua? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan:

  1. Menghormati dan menaati mereka.
    Selama perintah orang tua tidak bertentangan dengan agama, kita wajib taat. Misalnya, disuruh belajar rajin, membantu pekerjaan rumah, atau menjaga adik.

  2. Mendoakan mereka.
    Walau kita jauh dari orang tua, doa tidak pernah terhalang. Allah mengajarkan doa khusus dalam Al-Qur’an:

    “Rabbirhamhuma kama rabbayani shaghira”
    (Ya Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka mendidikku waktu kecil).

  3. Menjaga nama baik mereka.
    Jangan sampai kita berperilaku buruk sehingga membuat orang tua malu. Sebaliknya, jadilah anak yang santun dan berprestasi agar mereka bangga.

  4. Membantu dengan tenaga dan harta.
    Kalau kita sudah dewasa dan mampu, bantulah orang tua dengan rezeki yang kita punya.


Kisah Teladan dalam Islam

Hadirin yang saya muliakan,
Banyak kisah teladan tentang berbakti kepada orang tua. Salah satunya adalah kisah Uwais al-Qarni, seorang tabi’in yang begitu terkenal karena baktinya kepada ibunya. Ia tidak pernah bertemu langsung dengan Nabi Muhammad SAW, tetapi karena baktinya yang luar biasa, Rasulullah sampai berpesan kepada para sahabat untuk meminta doa kepada Uwais.

Kisah ini mengajarkan bahwa berbakti kepada orang tua bisa mengangkat derajat seseorang bahkan tanpa banyak dikenal orang.


Peran Kita sebagai Anak

Sebagai generasi muda, khususnya pelajar, bentuk bakti kita yang paling sederhana adalah belajar dengan sungguh-sungguh. Nilai yang baik, akhlak yang mulia, serta disiplin adalah hadiah terbaik untuk orang tua.

Jangan sampai kita menjadi anak yang membuat mereka menangis karena kenakalan, malas, atau berkata kasar. Ingatlah, senyum bahagia orang tua karena kita adalah keberkahan hidup kita.


Pantun Penutup

Untuk menyemangati, izinkan saya menyampaikan beberapa pantun:

Berlayar perahu menuju Madura,
Membawa dagangan kain sutera.
Hormati ayah juga ibu tercinta,
Bahagia dunia sampai akhirat kita.

Naik sepeda ke kota Blitar,
Singgah sebentar membeli kue.
Doa orang tua sangatlah besar,
Kunci sukses dunia akhirat kita.


Penutup

Hadirin yang saya cintai,
Marilah kita renungkan kembali, apa yang sudah kita lakukan untuk membalas jasa orang tua kita. Ingatlah, kita tidak akan pernah mampu membalas semua pengorbanan mereka, tapi kita bisa berusaha untuk selalu berbakti, menghormati, dan mendoakan mereka.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu menjaga kedua orang tua kita, memberi mereka kesehatan, umur panjang, dan kebahagiaan. Dan semoga kita semua dijadikan anak-anak yang shalih dan shalihah yang selalu berbakti.

Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Apabila ada salah kata saya mohon maaf.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Sabtu, 27 September 2025

TEKS PIDATO HARI SANTRI NASIONAL Tema: Santri Milenial, Penjaga Tradisi, Pembawa Inovasi

📜 TEKS PIDATO HARI SANTRI NASIONAL

Tema: Santri Milenial, Penjaga Tradisi, Pembawa Inovasi



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan sepanjang zaman, yang membawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Santri bukan hanya mereka yang duduk di pondok dengan sarung dan kitab kuning, tapi juga santri milenial yang mewarisi semangat perjuangan ulama terdahulu, lalu menerjemahkannya ke dalam tantangan zaman modern.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)

Santri milenial hari ini harus jadi bagian dari golongan tersebut: penyeru kebaikan, penjaga akhlak, sekaligus pembawa peradaban.


Isi Pidato

1. Sejarah Santri

Santri memiliki peran besar dalam sejarah bangsa. KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menyerukan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Dari situlah Hari Santri lahir. Jadi, darah perjuangan itu sudah diwariskan dari ulama kepada kita.

2. Santri Milenial

Santri masa kini berbeda dengan santri dulu. Kalau dulu santri belajar pakai kitab kuning, sekarang bisa pakai e-book. Kalau dulu nulis pakai papan tulis kapur, sekarang pakai laptop dan tablet.

Namun, kata pepatah ulama:

“Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhum”
(Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.)

Artinya, kalau santri ikut arus digital, jangan sampai ikut budaya negatifnya. Santri milenial tetap harus membedakan diri: aktif di medsos, tapi kontennya dakwah; update status, tapi isinya motivasi; main TikTok, tapi isinya syiar Islam.

3. Teladan Nabi & Ulama

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)

Maka, santri milenial harus memberi manfaat: di kelas, di masyarakat, di dunia digital. Jadilah agen perubahan.

KH. Ahmad Dahlan berkata: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
KH. Hasyim Asy’ari menambahkan: “Cintailah ulama, karena mereka pewaris para nabi.”

Pesan ulama ini menegaskan: santri harus menjaga tradisi, tapi juga berinovasi.


Pantun Inspiratif

Naik delman keliling kota,
Singgah sebentar ke alun-alun.
Santri milenial teruslah berkarya,
Jadi penerang di zaman digital nan serba bingung.

Beli sarung warnanya biru,
Dibawa pulang ke rumah santri.
Santri milenial jaga ilmu,
Agar agama tetap lestari.


Penutup

Hadirin yang saya hormati,
Hari Santri bukan hanya perayaan, tapi momentum untuk kita, para santri milenial, meneguhkan diri:

  • Menjadi penjaga tradisi ulama.

  • Menjadi inovator di era digital.

  • Menjadi generasi Qur’ani yang bermanfaat bagi umat.

Semoga kita semua mendapat syafaat Rasulullah SAW dan menjadi santri milenial yang membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, teladan sepanjang zaman, yang membawa risalah Islam rahmatan lil ‘alamin.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Santri bukan hanya mereka yang duduk di pondok dengan sarung dan kitab kuning, tapi juga santri milenial yang mewarisi semangat perjuangan ulama terdahulu, lalu menerjemahkannya ke dalam tantangan zaman modern.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(QS. Ali Imran: 104)

Santri milenial hari ini harus jadi bagian dari golongan tersebut: penyeru kebaikan, penjaga akhlak, sekaligus pembawa peradaban.


Isi Pidato

1. Sejarah Santri

Santri memiliki peran besar dalam sejarah bangsa. KH. Hasyim Asy’ari dengan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 menyerukan santri untuk mempertahankan kemerdekaan. Dari situlah Hari Santri lahir. Jadi, darah perjuangan itu sudah diwariskan dari ulama kepada kita.

2. Santri Milenial

Santri masa kini berbeda dengan santri dulu. Kalau dulu santri belajar pakai kitab kuning, sekarang bisa pakai e-book. Kalau dulu nulis pakai papan tulis kapur, sekarang pakai laptop dan tablet.

Namun, kata pepatah ulama:

“Man tasyabbaha bi qoumin fahuwa minhum”
(Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.)

Artinya, kalau santri ikut arus digital, jangan sampai ikut budaya negatifnya. Santri milenial tetap harus membedakan diri: aktif di medsos, tapi kontennya dakwah; update status, tapi isinya motivasi; main TikTok, tapi isinya syiar Islam.

3. Teladan Nabi & Ulama

Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Ahmad)

Maka, santri milenial harus memberi manfaat: di kelas, di masyarakat, di dunia digital. Jadilah agen perubahan.

KH. Ahmad Dahlan berkata: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.”
KH. Hasyim Asy’ari menambahkan: “Cintailah ulama, karena mereka pewaris para nabi.”

Pesan ulama ini menegaskan: santri harus menjaga tradisi, tapi juga berinovasi.


Pantun Inspiratif

Naik delman keliling kota,
Singgah sebentar ke alun-alun.
Santri milenial teruslah berkarya,
Jadi penerang di zaman digital nan serba bingung.

Beli sarung warnanya biru,
Dibawa pulang ke rumah santri.
Santri milenial jaga ilmu,
Agar agama tetap lestari.


Penutup

Hadirin yang saya hormati,
Hari Santri bukan hanya perayaan, tapi momentum untuk kita, para santri milenial, meneguhkan diri:

  • Menjadi penjaga tradisi ulama.

  • Menjadi inovator di era digital.

  • Menjadi generasi Qur’ani yang bermanfaat bagi umat.

Semoga kita semua mendapat syafaat Rasulullah SAW dan menjadi santri milenial yang membawa cahaya Islam ke seluruh penjuru dunia.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Download

PIDATO HARI SANTRI NASIONAL (Versi Kocak)

 

📜 PIDATO HARI SANTRI NASIONAL (Versi Kocak)




Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat… bisa makan di warung Bu RT dengan utang dulu bayar belakangan. Shalawat serta salam mari kita curahkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, yang ngajinya bukan di grup WhatsApp, tapi langsung dibimbing Jibril alaihissalam.

Hadirin yang saya hormati,
para kiai, ustadz, santriwan-santriwati,
dan juga para alumni santri yang sekarang jadi “mantan santri” alias mantri.

Hari ini kita memperingati Hari Santri Nasional. Hari yang mengingatkan kita bahwa santri bukan hanya ahli tidur di masjid, bukan hanya jago makan tempe, tapi juga pejuang bangsa.

Sejarah mencatat, KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945. Isinya bukan giveaway pulsa, tapi fatwa jihad melawan penjajah. Santri waktu itu bukan bawa kitab kuning ke medan perang, tapi bawa semangat jihad fii sabilillah. Makanya kita harus bangga jadi santri!

Tapi... jujur aja, santri zaman dulu sama zaman sekarang agak beda.

  • Dulu, santri ngaji kitab kuning pakai lampu sentir.

  • Sekarang, santri ngaji pakai HP... tapi kitabnya ketutupan notif Mobile Legends.

  • Dulu, santri mondok nggak ada kasur, tidurnya beralas tikar.

  • Sekarang, santri kalau nggak ada WiFi, baru bilang: “Aduh, berat ya perjuangan!”

Santri juga punya banyak kebiasaan unik.
Ada yang kalau dipanggil kiai: “Heh, tolong ambil kitab!”
Jawabnya: “Siap, kiai!”
Tapi kalau dipanggil buat bersih-bersih WC, jawabnya: “Eh... ada rapat mendadak, kiai.”

Hadirin sekalian,
Menjadi santri itu bukan sekadar ngaji dan hafalan. Santri itu berarti cinta ilmu, cinta ulama, cinta negeri, dan tentu cinta gratisan kalau ada acara tasyakuran.

Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).
Nah, jadi kalau ada santri mondok jauh dari rumah, jangan khawatir. Jalannya memang terjal, tapi insyaAllah tiket surganya sudah di-booking!

Pantun Santri:
Ke warung beli ketupat sayur,
Dibungkus pakai daun kelapa.
Santri berjuang ikhlas dan sabar,
Dunia bahagia, akhirat masuk surga.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Mari kita jadikan Hari Santri Nasional ini sebagai momen untuk memperkuat semangat keislaman, kebangsaan, dan kocakan. Karena santri tanpa canda itu ibarat tempe tanpa sambal—tetap bisa dimakan, tapi rasanya hambar.

Akhir kata,
Dirgahayu Hari Santri Nasional.
Santri kuat, Indonesia hebat!
Santri ngaji, Indonesia berdikari!
Santri happy, dunia pun ikut happy!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Teks Pidato Tentang Keutamaan 1 Muharram

 

📜 Teks Pidato Tentang Keutamaan 1 Muharram



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, serta kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di hari yang mulia ini. Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Hari ini kita memperingati datangnya 1 Muharram, tahun baru dalam kalender hijriyah. Muharram termasuk bulan yang mulia. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan yang dimuliakan..." (QS. At-Taubah: 36).

Empat bulan mulia tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Artinya, bulan Muharram adalah bulan yang agung, penuh berkah, dan penuh peluang untuk memperbanyak amal kebaikan.

Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu bulan Muharram.” (HR. Muslim).

Dari hadis ini, kita paham bahwa memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram, terutama puasa Asyura (tanggal 10 Muharram), memiliki keutamaan besar, yaitu menghapus dosa setahun yang lalu.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Selain itu, sejarah hijrah Nabi Muhammad SAW juga menjadi dasar penetapan tahun hijriyah. Hijrah dari Mekah ke Madinah bukan sekadar perpindahan tempat, melainkan simbol perjuangan, pengorbanan, serta ketaatan kepada Allah SWT. Dari sinilah umat Islam belajar arti kesabaran, keteguhan iman, dan persaudaraan.

Maka, 1 Muharram bukan hanya sekadar pergantian tahun, tetapi momentum untuk hijrah pribadi: dari malas menjadi rajin, dari maksiat menuju taat, dari buruk menuju lebih baik.

Hadirin yang berbahagia,

Marilah kita sambut tahun baru hijriyah ini dengan memperbanyak doa, ibadah, dan amal shalih. Semoga Allah memberi kita keberkahan umur, kesehatan, serta istiqamah dalam menjalankan agama-Nya.

Sebagai penutup, izinkan saya membacakan pantun:

🌙 Pantun 1
Pergi ke pasar membeli belati,
Belati disimpan di dalam laci.
Tahun baru hijriyah telah menghampiri,
Mari kita hijrah menuju kebaikan sejati.

🌙 Pantun 2
Pagi hari makan ketupat,
Tak lupa sambal dan juga ikan.
Bulan Muharram bulan yang hebat,
Mari tingkatkan iman dan ketaqwaan.

🌙 Pantun 3
Burung merpati terbang beriring,
Hinggap di dahan pohon cempaka.
Tahun baru Islam mari kita sambut dengan gembira,
Agar hidup penuh berkah dan bahagia.

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat dan membawa kebaikan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Teks Pidato Kocak Tema: Perbedaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan Kelahiran Umatnya

 

Teks Pidato Kocak

Tema: Perbedaan Kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan Kelahiran Umatnya




Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah. Shalawat serta salam mari kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, manusia paling tampan, paling mulia, yang kalau masuk grup WA pasti jadi admin, bukan cuma jadi anggota.


Pembukaan

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Hari ini saya mau cerita tentang perbedaan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan kelahiran kita umatnya.

Kalau Nabi Muhammad lahir, dunia terang benderang. Kalau kita lahir… tetangga terang-terangan nagih utang.


Isi Pidato

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Nabi kita lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal, Tahun Gajah. Saat beliau lahir, menurut riwayat:

  • Istana Kisra Persia retak 14 menara.

  • Api sembahan Majusi yang menyala ribuan tahun padam.

  • Dan dunia jadi penuh cahaya.

Rasulullah sendiri bersabda tentang hari lahirnya:

“Hari Senin adalah hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus (menjadi Nabi), dan pada hari itu pula diturunkan Al-Qur’an kepadaku.”
(HR. Muslim)

MasyaAllah, luar biasa. Bayi baru lahir saja sudah bikin dunia geger.

2. Kelahiran Umat Nabi (Kita-kita ini)
Kalau kita lahir? Nah, ini dia yang agak berbeda.

  • Begitu lahir, bukan istana yang retak, tapi dompet ayah langsung koyak!

  • Nabi lahir membawa cahaya, kita lahir membawa… tagihan rumah sakit.

  • Nabi lahir, para malaikat sambut gembira. Kita lahir, dokter sambut dengan berkata: “Pak, bu… ini bayinya. Silakan langsung dicicil biaya persalinannya.”

Jadi, perbedaan jelas sekali. Nabi lahir jadi rahmat bagi semesta, kita lahir jadi PR bagi orang tua.

3. Hikmah
Tapi jangan salah, meski kita lahir tidak seheboh Nabi, kita tetap bisa ikut cahaya beliau. Caranya? Dengan mengikuti sunnahnya, mencintainya, dan meneladani akhlaknya.

Allah berfirman:

“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”
(QS. Al-Ahzab: 21)


Pantun Selingan

Jalan-jalan ke Kota Mekah,
Jangan lupa beli kurma.
Nabi lahir membawa berkah,
Umatnya lahir bawa drama.

Naik kuda warnanya coklat,
Jatuh sedikit menimpa jerami.
Nabi lahir dunia selamat,
Kita lahir bikin heboh tetangga sebelah kiri.


Penutup

Hadirin yang dirahmati Allah,
Perbedaan kelahiran Nabi dengan kita bukan untuk membuat minder, tapi supaya kita sadar:
Kalau tidak bisa sehebat beliau saat lahir, semoga bisa mulia dengan mengikuti jejak beliau saat hidup.

Akhir kata, mari kita terus bershalawat, karena kata Nabi:

“Barang siapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
(HR. Muslim)


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Jumat, 26 September 2025

PIDATO TENTANG KEUTAMAAN ORANG MEMBANGUN MASJID

 

PIDATO TENTANG KEUTAMAAN ORANG MEMBANGUN MASJID



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Pada kesempatan kali ini, marilah kita renungkan bersama tentang keutamaan orang yang membangun masjid. Masjid bukan hanya sekedar bangunan fisik, tetapi merupakan rumah Allah di muka bumi. Dari masjidlah lahir generasi beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Dalil dari Al-Qur’an

Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 18:

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kecuali kepada Allah. Mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Ayat ini menjelaskan bahwa orang yang membangun dan memakmurkan masjid adalah tanda keimanan yang sejati.

Dalil dari Hadist

Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa membangun masjid karena Allah, walaupun hanya sebesar sarang burung atau lebih kecil, maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di surga.”
(HR. Ibnu Majah dan Ahmad)

Hadis ini menegaskan bahwa sekecil apapun peran kita dalam membangun masjid, Allah menjanjikan pahala yang besar berupa rumah di surga.

Sejarah

Jika kita menengok sejarah, Rasulullah SAW ketika hijrah ke Madinah, hal pertama yang beliau lakukan adalah membangun Masjid Quba dan Masjid Nabawi. Itu menandakan bahwa masjid adalah pusat peradaban Islam, tempat ibadah, pendidikan, musyawarah, hingga mengatur urusan umat.

Banyak tokoh Islam sepanjang sejarah juga dikenal karena membangun masjid, seperti para khalifah, sultan, hingga ulama. Bahkan di Indonesia, masjid menjadi pusat perjuangan melawan penjajah sekaligus pusat dakwah dan pendidikan masyarakat.

Hadirin yang berbahagia,

Membangun masjid adalah investasi jangka panjang, yaitu amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun kita sudah meninggal dunia. Maka, mari kita berlomba-lomba dalam membangun dan memakmurkan masjid, baik dengan tenaga, harta, maupun doa.

Pantun Penutup

Jalan-jalan ke pasar beli kelapa,
Jangan lupa beli ikan teri.
Mari bersama bangun masjid tercinta,
Pahalanya mengalir sampai ke negeri abadi.

Masjid indah tempat berseri,
Tempat ibadah umat sejati.
Bangun masjid bukti hati suci,
Balasannya surga hakiki.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Download

Trends post

🕌 PIDATO HAUL KEMATIAN

Tema: Menghidupkan Nilai-Nilai Kebaikan dari Orang yang Telah Tiada 1. Pembukaan (± 3 menit) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh....